Wednesday, 22 June 2016
Mengenal Romo Arko
21:03
Berbeda dari biasanya, Perayaan Ekaristi
pada Kamis (13/05) di Gereja St. Yohanes Rasul, Kedaton dominan dihadiri
oleh orang muda Katolik (OMK)dari tiga paroki, yaitu Paroki Ratu Damai
Telukbetung, Paroki Kristus Raja Katedral Tanjungkarang
dan paroki setempat. Bertepatan dengan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus
Kristus, Ekaristi Kaum Muda (EKM) dipimpin oleh Rm. Andreas Maria
Siswinarko, SCJ., Koordinator Bidang Kepemudaan Keuskupan Tanjungkarang
kembali diadakan.
Diawali dengan sebuah drama dari cuplikan Injil yang menggambarkan kisah Kenaikan Tuhan Yesus yang dipersembahkan oleh para OMK kelompok mahasiswa. Alunan pembuka menghantar misdinar dan pastor menuju ke altar.
Membuka kotbahnya, sebuah pertanyaan dilontarkan oleh Rm Arko kepadaumat, “Apa perbedaan anak kecil dengan orang dewasa?” Berbagai jawaban yang berbeda-bada muncul. Antara lain, perbedaannya adalah dalam cara berpikir, anakkecil lebih polos dan jujur sedangkan orang dewasa banyak berbohong, perasaan. Selain itu, anak kecil tidak peka sedangkan orang dewasa perasaannya lebih sensifitas terutama dalam bersikap. Anak kecil tentu bersikap seperti anakkecil, sedangkan orang dewasa terkadang masih bersikap seperti anak kecil.
“Kepolosan, mencari sesuatu yang nyaman, makan-makanan yang enak dan menonton TV merupakan pola pikir anak kecil. Berpikir anak kecil polos, simpel sedangkan orang dewasa ruwet. Kita lihat sikap anak kecil belum dapat menghormati orang yang lebih tua dengan baik, sedangkan orang dewasa sudah tahu bagaimana menempatkan diri dengan baik. Dapat pula dilihat dari tanggung jawabnya,anak kecil masih belum sepenuhnya sedangkan orang dewasa memikirkan dengan matang untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab secara penuh,” ujar RmArko.
Untuk lebih memahami ungkapan tersebut, di pertengahan kotbah diputarkan film. Yang mengisahkan seorang anak cacat yang tidak dapat lari, namun motivasidari teman untuk berlari serta semangat dan keyakinan dari dirinyaakhirnya dapat lari seperti orang normal.
Dari cuplikan film tersebut, Rm Arko menyampaikan bahwa Tuhanmemberikan suatu keyakinan untuk dapat melakukan seperti yang diajarkan.Diingatkan pula tentang Tuhan Yesus sendiri yang berasal dari Bapa dan akankembali kepada Bapa setelah menjalankan tugas-tugasnya.
“Apakah kalian sungguh mengasihi Tuhan? Pertanyaan ini dapat dijawab oleh hati kecil yang dapat bicara jujur. Orang dewasa belum mampu mengambil sebuah resiko, Tuhan menghendaki setiap orang memiliki komitmen. Melalui pemakaian sarana-sarana modern seperti FaceBook dengan tidak benar menunjukkan bahwa orang muda bukan rasul Tuhan. Saya berharap bahwa orang muda mau menjadi rasul Tuhan, entah dalam berkeluarga atau membiara melalui study yang baik. Sehingga mampu berkembang bagi Gereja,” ungkap Rm Arko. ***(there)
Diawali dengan sebuah drama dari cuplikan Injil yang menggambarkan kisah Kenaikan Tuhan Yesus yang dipersembahkan oleh para OMK kelompok mahasiswa. Alunan pembuka menghantar misdinar dan pastor menuju ke altar.
Membuka kotbahnya, sebuah pertanyaan dilontarkan oleh Rm Arko kepadaumat, “Apa perbedaan anak kecil dengan orang dewasa?” Berbagai jawaban yang berbeda-bada muncul. Antara lain, perbedaannya adalah dalam cara berpikir, anakkecil lebih polos dan jujur sedangkan orang dewasa banyak berbohong, perasaan. Selain itu, anak kecil tidak peka sedangkan orang dewasa perasaannya lebih sensifitas terutama dalam bersikap. Anak kecil tentu bersikap seperti anakkecil, sedangkan orang dewasa terkadang masih bersikap seperti anak kecil.
“Kepolosan, mencari sesuatu yang nyaman, makan-makanan yang enak dan menonton TV merupakan pola pikir anak kecil. Berpikir anak kecil polos, simpel sedangkan orang dewasa ruwet. Kita lihat sikap anak kecil belum dapat menghormati orang yang lebih tua dengan baik, sedangkan orang dewasa sudah tahu bagaimana menempatkan diri dengan baik. Dapat pula dilihat dari tanggung jawabnya,anak kecil masih belum sepenuhnya sedangkan orang dewasa memikirkan dengan matang untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab secara penuh,” ujar RmArko.
Untuk lebih memahami ungkapan tersebut, di pertengahan kotbah diputarkan film. Yang mengisahkan seorang anak cacat yang tidak dapat lari, namun motivasidari teman untuk berlari serta semangat dan keyakinan dari dirinyaakhirnya dapat lari seperti orang normal.
Dari cuplikan film tersebut, Rm Arko menyampaikan bahwa Tuhanmemberikan suatu keyakinan untuk dapat melakukan seperti yang diajarkan.Diingatkan pula tentang Tuhan Yesus sendiri yang berasal dari Bapa dan akankembali kepada Bapa setelah menjalankan tugas-tugasnya.
“Apakah kalian sungguh mengasihi Tuhan? Pertanyaan ini dapat dijawab oleh hati kecil yang dapat bicara jujur. Orang dewasa belum mampu mengambil sebuah resiko, Tuhan menghendaki setiap orang memiliki komitmen. Melalui pemakaian sarana-sarana modern seperti FaceBook dengan tidak benar menunjukkan bahwa orang muda bukan rasul Tuhan. Saya berharap bahwa orang muda mau menjadi rasul Tuhan, entah dalam berkeluarga atau membiara melalui study yang baik. Sehingga mampu berkembang bagi Gereja,” ungkap Rm Arko. ***(there)
Indahnya Retret
20:58
Padangbulan adalah sebuah
desa berbukit dengan jarak 3 km dari pasar Pringsewu, lokasi Rumah Retret La
Verna sekitar 500 meter dari jalan raya Tanjungkarang-Kota agung. Tempat ini cukup strategis dan indah Tanahnya ditumbuhi semak
belukar mirip hutan kecil, jauh dari polusi. Panorama alam dari puncak bukit
kecil ini dengan pandangan jarak jauh Nampak jajaaran bukit barisan diselingi
lembah-lembah subur.
Pada tahun 1949 ketika
tentara Belanda menduduki Lampung, Padangbulan digunakan sebagai tempat untuk
mengungsi para suster dan seluruh asrama, pastoran, seminari. Untuk mengenang
peristiwa itu, maka umat katolik Padangbulan beserta Dewan Paroki Pringsewu dengan
persetujuan Bapa Uskup Tanjungkarang membangun Gua Maria sebagai tempat ziarah
yang diberkati oleh Mgr. Andreas Henrisoesanta SCJ pada bulan Mei 1985. Di
lokasi Gua Maria ini ada sebuah sumber yang tidak pernah kering. Sampai
sekarang banyak pengunjung yang datang dari berbagai penjuru berziarah di
tempat ini terutama dalam bulan-bulan Maria.
Menemukan Kesegaran di La Verna
20:57
Padangbulan adalah sebuah
desa berbukit dengan jarak 3 km dari pasar Pringsewu, lokasi Rumah Retret La
Verna sekitar 500 meter dari jalan raya Tanjungkarang-Kota agung. Tempat ini cukup strategis dan indah Tanahnya ditumbuhi semak
belukar mirip hutan kecil, jauh dari polusi. Panorama alam dari puncak bukit
kecil ini dengan pandangan jarak jauh Nampak jajaaran bukit barisan diselingi
lembah-lembah subur.
Menemukan Tuhan dalam Sunyi
20:54
Padangbulan adalah sebuah
desa berbukit dengan jarak 3 km dari pasar Pringsewu, lokasi Rumah Retret La
Verna sekitar 500 meter dari jalan raya Tanjungkarang-Kota agung. Tempat ini cukup strategis dan indah Tanahnya ditumbuhi semak
belukar mirip hutan kecil, jauh dari polusi. Panorama alam dari puncak bukit
kecil ini dengan pandangan jarak jauh Nampak jajaaran bukit barisan diselingi
lembah-lembah subur.
Pada tahun 1949 ketika
tentara Belanda menduduki Lampung, Padangbulan digunakan sebagai tempat untuk
mengungsi para suster dan seluruh asrama, pastoran, seminari. Untuk mengenang
peristiwa itu, maka umat katolik Padangbulan beserta Dewan Paroki Pringsewu dengan
persetujuan Bapa Uskup Tanjungkarang membangun Gua Maria sebagai tempat ziarah
yang diberkati oleh Mgr. Andreas Henrisoesanta SCJ pada bulan Mei 1985. Di
lokasi Gua Maria ini ada sebuah sumber yang tidak pernah kering. Sampai
sekarang banyak pengunjung yang datang dari berbagai penjuru berziarah di
tempat ini terutama dalam bulan-bulan Maria.
Subscribe to:
Posts (Atom)